Pemain tenis Rusia dapat menghadiri Wimbledon
Menurut British Telegraph, Daniil Medvedev dan rekan Rusia dan Belarusia akan dapat menghadiri Wimbledon jika mereka menandatangani deklarasi yang tidak mempromosikan, atau mengagungkan, konflik antara Rusia dan Ukraina.
"Jika seorang pemain berkomitmen untuk itu, dia akan dapat menghadiri turnamen pra-Wimbledon," kata seorang sumber dari All England Tennis Club (AELTC) kepada Telegraph. Surat kabar Sports Illustrated pun membenarkan informasi tersebut dan menegaskan bahwa larangan petenis Rusia dan Belarusia akan segera dicabut.
Dalam pernyataan resmi pada 6 Maret, AELTC mengatakan masih bekerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk menyampaikan posisinya terkait konflik di Ukraina.
Wimbledon tahun lalu melarang 17 pemain Rusia dan Belarusia untuk berpartisipasi dalam turnamen tersebut setelah konflik Rusia-Ukraina pecah. Hal ini mengakibatkan Asosiasi Tenis Inggris didenda total lebih dari dua juta USD oleh ATP dan WTA. Ini adalah kerugian besar dalam konteks turnamen WTA di Nottingham dan Birmingham yang kehilangan uang setiap tahunnya.
Dalam pidatonya di Australia awal tahun ini, petenis nomor satu dunia Novak Djokovic mengungkapkan harapannya agar pemain terkuat bisa bermain di Grand Slam, termasuk Wimbledon. Djokovic sendiri dikeluarkan dari Australia Terbuka tahun lalu dan tidak diizinkan masuk ke AS untuk menghadiri Grand Slam akhir tahun.
Djokovic pada 6 Maret mengonfirmasi pengunduran dirinya dari Indian Wells Masters karena dia tidak bisa memasuki AS. Petenis Serbia itu juga kemungkinan mundur dari Miami Masters akhir bulan ini. Pemerintah AS berencana mencabut larangan masuk bagi orang yang tidak divaksinasi pada 11 Mei. Oleh karena itu, Djokovic harus menunggu hingga musim panas untuk bermain di turnamen AS, termasuk AS Terbuka.
