Ketua delegasi Thailand mengundurkan diri karena tawuran
Bapak Yimkarun menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada FAT hari ini 18/5. "Yimkarun menunjukkan tanggung jawab atas insiden di SEA Games ke-32," komentar Siam Sport.
Sedangkan masa depan pelatih Issara Sritaro tidak terjamin. "Dia melakukannya dengan baik," kata presiden FAT Somyot Poompanmoung kepada Siam Sport. "Tapi kami harus mengakui bahwa tim lain di Asia Tenggara membuat kemajuan besar, dan Thailand tidak bisa dianggap enteng."
Pelatih Issara dan anak didiknya tak menuntaskan tugas merebut medali emas SEA Games ke-32 itu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade, Thailand tidak memenangkan medali emas sepak bola putra tiga kali berturut-turut. Lebih serius lagi, huru-hara dengan Indonesia di final pada 16 Mei juga merusak citra sepak bola Thailand dan menyebabkan tim dikritik habis-habisan.
Thailand dinilai menjadi tim yang lebih bersalah karena aksi agresif mereka melawan Indonesia setelah menyamakan kedudukan 2-2 di menit kesembilan babak kedua. "Saya harus menyarankan tim untuk lebih mengontrol emosi mereka," kata presiden FAT Somyot.

Sehari setelah kejadian tersebut, FAT meminta maaf kepada fans Thailand khususnya dan fans sepakbola dunia pada umumnya. FAT akan membentuk komite disiplinnya sendiri untuk menyelidiki insiden tersebut sebelum menjatuhkan hukuman berat pada individu.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) juga menyelidiki insiden tersebut. AFC tidak akan mentolerir aksi kekerasan seperti di final SEA Games ke-32. "Tidak akan ada penalti untuk menghilangkan medali untuk kedua tim, tetapi para pemain dan staf pelatih yang terlibat perkelahian pasti akan didenda dan diskors," kata pemimpin AFC itu kepada MetaSports pada 17 Mei.
